Kartografi Penginderaan Jauh 2.0 : Pendahuluan

Saya Shandra Saraswati Pertiwi. 
Mahasiswa Geografi.
Sains Informasi Geografis. 
Kartografi dan Penginderaan Jauh. 
Universitas Gadjah Mada 2015.



Bukan siapa siapa. Hanya seseorang yang ingin berbagi pengalaman beberapa tahun terakhir selama saya menjadi mahasiswa. Khususnya sebagai mahasiswa Kartografi dan Penginderaan Jauh (KPJ). Tulisan ini akan saya bagi menjadi beberapa post. Oh iya, kalau kamu baru diterima di program studi (prodi) ini, selamat ya! :)

Saya pernah menulis tulisan tentang fakultas dan prodi ini saat tahun pertama. Rasanya lebih seperti harapan saya dengan prodi ini. Mungkin rasa tulisan ini akan berbeda dengan tulisan saya dulu, karena saya belum benar-benar mengenal prodi ini dan saya masih belajar menulis saat itu. Bahkan mungkin saya memperindah beberapa hal terkait alasan saya memilih KPJ sebagai bagian dari perjalanan hidup saya. Oleh karena itu, tulisan ini akan saya tulis secara jujur. Semoga bisa bermanfaat bagi kamu yang membaca ini. 

Oh iya, sebelum kamu membaca lebih lanjut, saya menyarankan lebih baik skip saja tulisan di bawah ini dan langsung ke post selanjutnya. Karena, tulisan ini sebagian besar hanya latar belakang dan alasan saya memilih KPJ. Lalu, sejujurnya, saya menulis ini hanya untuk menampar diri saya sendiri. Lebih mengenal diri saya sendiri. Tapi. Iya, kamu boleh baca kalau ingin mengenal saya. Semoga bisa belajar dari pengalaman saya ya. 

Saya pernah bilang, saya benar-benar baru mengetahui prodi ini saat pendaftaran SNMPTN pada post terdahulu. Benar. Saat tahun terakhir SMA, saya belum benar-benar tahu ingin menjadi apa saya nanti. Masa depan rasanya begitu buram. Entah, saya memilih KPJ karena saya ingin mencoba hal baru ataukah saya pecundang. Bisa jadi karena keduanya. Saya termasuk orang yang cerdas. Bukan pintar. Bukan juga rajin. Cerdas. Secara intelektual.  Saya sangat menyadari itu. IQ 143. Bukan di atas rata-rata, itu sudah masuk kategori jenius. Hanya sekitar 0.1% populasi di dunia yang memiliki IQ di atas 145. Jelas, itu adalah anugrah. Namun, saya seringkali menyalahgunakannya. 

Kemampuan saya menyerap informasi cukup luar biasa. Saya akui itu. Saat SD, saya bisa mempertahankan posisi peringkat 2 di sekolah tanpa harus belajar dengan giat. Begitu pun SMP, saya juga mempertahankan peringkat 1 tanpa berusaha lebih.  Iya. Saya termasuk orang yang sedikit belajar, karena sudah saya bilang, kemampuan saya menyerap informasi di atas rata-rata. Oleh karena itu, saya sering bermain-main. Saya termasuk memiliki masa kecil yang cukup indah. Saya punya teman. Banyak. Meskipun saat kelas 1-3 pernah dibully. Namun, sejak saya lomba atau sejak saya belajar menata diri sehingga menjadi lebih rapi dan cantik, saya jadi punya teman. Saya memiliki cinta monyet -suka sama suka- saat SD kelas 6. Bahkan saya punya kekasih pertama kali saat SMP kelas 8. Bahagia? Tentu saja. 

Oh iya, tapi saya juga bukan orang yang sepenuhnya bermain-main. Masa kecil saya cukup menggumkan, dan mungkin membuat teman sebaya saya dan mungkin orangtuanya cukup jengkel. Selain peringkat 1 absolut, saya juga menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti beberapa Olimpiade Matematika di tingkat SD dan SMP. Peringkat 1/2 se-kecamatan. Namun, saya hanya berhasil sampai se-kabupaten, sekitar 10 besar. Iya, karena saat itu saya hanya belajar sekedarnya.  Selain di bidang matematika juga saya dikenalkan lomba pidato bahasa inggris dan dongeng dalam bahasa inggris oleh guru saya. Karena saya cukup dekat dengan guru-guru saya saat itu. Jelas. Anak emas di sekolah. Bahkan saya menjadi ketua OSIS, kelompok ilmiah remaja, dan klub bahasa inggris sekaligus. Jiwa kepemimpinan saya? Tidak begitu kuat, tapi saya cukup bisa memimpin dengan baik karena saya orang yang cerdas. INTJ. Semi ENTJ. Kepribadian MTBI saya saat itu. Kalau kamu mau tahu. 

Saat akan masuk SMA, saya dihadapkan pada dua pilihan. Memilih sekolah program lomba, atau kah memilih program akselerasi. Keduanya sepertinya bisa dengan mudah saya dapatkan. Nilai UN saya cukup tinggi, nilai matematika sempurna. Entah mengapa, saat itu saya berpikir untuk memberi tantangan pada diri saya sendiri untuk mengikuti program akselerasi. Ternyata, saya bertemu banyak orang serupa dengan saya. Orang-orang cerdas. Karena, bahkan di kelas saya sepertinya minimal IQ-nya 135. Persaingannya luar biasa. Lagi. Banyak orang cerdas yang juga rajin di sini.  

Selama menjalani program itu, sekali lagi, saya tidak berusaha banyak untuk belajar, bahkan diantara 30 orang di kelas, saya termasuk 10 orang yang berani mengikuti ekstakulikuler, dan satu-satunya yang mengikuti ekstrakulikuler berat. Broadcasting. Siaran TV. Saya mencoba untuk melatih kemampuan berbicara saya dengan menjadi reporter. Sementara teman saya yang lain hanya mengikuti klub bahasa. Eh, tapi tidak sehebat itu, ada juga teman akselerasi saya yang mengikuti OSIS dan ada juga yang menjadi duta sekolah, bahkan ada satu dua tiga orang yang bisa mengikuti lomba di samping jadwal sekolah yang padat. Iya. satu semester kami hanya 3-4 bulan. Apa dengan program akselerasi saya lebih bersyukur? Tidak, lagi-lagi saya selingi dengan main-main. Iya. Saya juga punya kekasih saat itu, terutama saat tahun terakhir. Bisa jadi dibilang bucin kalau jaman sekarang. Namun, ternyata tanpa saya berusaha banyak, peringkat saya berkisar 4-7. 

Tapi, lagi-lagi saya tidak sehebat itu. Saya tidak yakin dengan cita-cita saya. Sejak kecil cita-cita saya banyak berubah. Guru. Astronot. Peneliti. Ahli konstruksi seperti ayah saya. Lalu. Semuanya semakin tidak jelas saat mendekati detik-detik SNMPTN. Lagi-lagi. Saya tidak sehebat itu. Saya hanya pecundang yang tidak tahu saya mau jadi apa nanti. Jujur. Saya tidak punya impian saat itu. Saya tahu saya berbakat di bidang saintek. Saya senang belajar. Terutama pelajaran matematika, fisika, teknologi informasi, dan bahasa inggris. Saya juga senang mencoba hal baru. Sudah. Hanya itu. Tapi saya tidak tahu saya ingin jadi apa. Saya tidak punya impian. Bukan kah itu hal yang menyedihkan? Lagi. Saya rasa saya pecundang.

Semuanya terjadi begitu cepat. Saya memilih KPJ tanpa mengenalnya begitu dalam. Kuncinya adalah Mas Andra. Kakak kelas saya. Alumni program akselerasi yang berkuliah di Geografi Lingkungan. Mungkin, jika saya tidak bertemu dan berbincang dengan Mas Andra, saya tidak  akan mempertimbangkan KPJ sama sekali. 

Berikut beberapa prodi yang saya pertimbangkan untuk saya pilih:
  • Teknik sipil. Seperti papa. Papa bekerja di bidang jasa konstuksi. Saya sering sekali membantu papa membuat rancangan dan laporan proyeknya. Satu lagi, dasarnya adalah matematika dan fisika. Sangat saya. 
  • Teknik lingkugan. Selain karena satu fakultas dengan teknik sipil. Saya cukup tertarik dengan isu lingkungan saat itu. Hal ini kemudian menjadi salah satu pemikat saya memilih geografi.
  • Matematika. Entahlah. Saya bingung. Ini semacam free pass menurut saya. Dulu saya benar-benar suka matematika saat SD dan SMP. Saya juga cerdas dan berbakat dalam hal logika. Namun, saat SMA, saya semakin mengenal banyak hal dan iya. Ini semacam pilihan terakhir. 
Ketiganya jelas bukan mimpi saya. Sudah saya bilang, saya tidak punya mimpi saat itu. Saya hanya berpikir, harus kuliah, apa pun di bidang saintek. Kamu berbakat jadi peneliti. Cerdas kan. 



November 2014

Saya akan selalu ingat momen saya saat menginjakkan kaki di tanah Yogjakarta. 
Kota ini begitu menyimpan kenangan. 
Juga merupakan titik saya mengambil langkah di persimpangan.  

Saya bertemu dengan Mas Andra. 
Membuka lembaran baru di perjalanan hidup saya. KPJ 
Saya menjadi dekat dengan Rafif. 
Membuka lembaran baru di perjalan hati saya. Hehe. 

Saat itu merupakan kegiatan studi kampus dan perpisahan program akselerasi ke Bandung dan Jogja, yang kami rancang dan laksanakan sendiri. Iya. Jadi, sekolah saya tidak mengikutsertakan anak aksel untuk ikut di studi kampus dan tur perpisahan sekolah. Jahat kan. Beberapa dari kami  yang termasuk aktif dan mau ribet akhirnya menjadi panitia. Termasuk saya. dan Rafif. Oh iya, Rafif lain waktu saja ya saya ceritakannya. 

Saya menjadi humas saat itu. 
Ada 3 orang. Humas untuk anak se-angkatan. Humas untuk guru. dan Humas untuk alumni. 
Jadi, saya menghubungi alumni-alumni untuk sharing, pengalaman saat masuk perkuliahan. 
Saya memang cukup dekat dengan beberapa alumni aksel. Sudah saya bilang, saya sering bermain-main kan. Jadi, sejak awal masuk SMA, selama sekolah saya aktif di media sosial, cukup sering berbincang dan bermain dengan kaka kelas dan alumni aksel. Seriusan. Jaringan sangat bermanfaat teman-teman. Jadi, kamu jangan hanya belajar ya. Cobalah banyak hal. Tapi hati-hati harus tetap pada jalur yang benar :) Kalau bisa punya impian. Jangan seperti saya. 

Jadi, saya memang sudah mengenal dan cukup dekat dengan beberapa alumni yang di Jogja. Meskipun kenalnya melalui media sosial. Salah satunya Mas Andra. Saya bersyukur saya sedikit berbincang dengan Mas Andra malam itu.

"Geografi di UGM IPA loh"

Saya sudah lama tahu Mas Andra kuliah geografi. Tapi saya baru tahu kalau itu masuk program saintek. Saat itu saya pada masa-masa ragu menentukan pilihan untuk SNMPTN. Iya. Hanya satu kalimat sederhana dari Mas Andra itu yang membuat saya akhirnya membuka hati untuk geografi. 

Meskipun rasanya seperti banting stir dari anak matematika tiba-tiba memilih geo. Sebenarnya tidak se-ekstrim itu kok. Pada dasarnya saya memang pernah tertarik dengan geografi. Tapi memang lingkungan saya tumbuh tidak mengenalkan dan mendorong saya ke sana. Hm. Lagi-lagi saya merasa sistem pendidikan di Indonesia rasanya sangat kurang. 

Ah iya. Setelah ini boleh di skip. Saya mau cerita masa kecil saya sedikit soalnya. 

No photo description available.

Jadi, sejak kecil. Saya memang sudah terlihat akan tumbuh menjadi anak yang cerdas. Kata mama, saya cepat belajar. Berhitung. Suka membaca. Ah iya, saya berasal dari keluarga sederhana yang cukup mampu. Mama dan Papa juga termasuk orang tua yang hebat, dan sadar pendidikan. Jadi, sejak balita saya sudah mengenal ensiklopedia anak. Serial Miki Banyak Bertanya, kalau kalian tahu. Teteh saya tidak begitu suka, padahal mama beli untuk teteh. Akhirnya saya yang baca. Meskipun baca ala-ala batita. Sebenarnya tertaik karena gambar-gambarnya sih, tapi lama-lama jadi suka. Jadi, ya tetap saja. Saya jadi dikenalkan banyak hal sejak kecil. Lalu, jadi suka belajar deh- bukan belajar sih, suka hal baru. Beruntung kan saya? Iya. Saya lahir saat masa-masa krisis moneter, tapi tetap bisa mendapat asupan dan kasih sayang yang cukup. 

Saya bisa seperti ini juga karena orangtua saya merupakan orang tua yang hebat kok. Lagi-lagi, saya hanya orang yang beruntung. Papa kerjadi di bidang konstruksi. Waktu saya kecil sih jarang pulang. Mama wanita karir. PNS. Perawat gigi. Tapi mama selalu bangunin saya pagi-pagi, mandiin, nyuapin saya. Semuanya. Bahkan kadang-kadang nemenin saya belajar. Padahal saya tahu mama pasti cape. Jam 2 Mama baru sampe di rumah gitu, terus biasanya tidur sampe sore. Kalo papa, bisa di rumah seharian, bisa ga di rumah berhari-hari hehe. Dulu sih. Sekarang udah sering di rumah :)

Ah iya, dulu kalau di rumah saya, siang tuh ga ada kehidupan. Cuma adik saya sama asisten rumah tangga mama aja yang di rumah. Soalnya saya juga kalo pulang sekolah habis ashar gitu. Saya sekolah swasta semacam full-day. SMP aja pulangnya deket magrib. Itu belajar doang hehe. Kalau teteh aktif gitu sih di sekolahnya, jadi punya banyak temen, aktif di ekskul. Sering main. Biasanya pulang sore. Padahal sekolahnya selesai siang. 

Jadi, quality time sama keluarga biasanya setelah magrib, wajib makan malem bareng. Sambil ngobrol, terus nonton TV. 

Balik lagi ke geografi ya. Jadi. Intinya sih, saya udah tertarik sama ilmu alam sejak kecil. Secara ga langsung juga udah kenal geografi. Dari bacaan saya waktu kecil itu. Ah iya. Ini nih yang paling berkesan. Papa tuh cerdas banget juga. Jadi, di rumah ada papan tulis kan. Nah, papa semacam ngajarin anak-anaknya apa pun yang beliau tahu. Coba deh, kalau kamu denger papa saya udah ngomong. Terpesona. Papa tahu banyak ilmu pengetahuan umum gitu. Mulai dari dikenalin matematika, pengetahuan alam, sejarah, geografi, agama, ekonomi, sampe politik. 

Saya udah tahu teori apungan benua sama kenal marcopolo dari papa sejak SD, lewat papan tulisnya itu. Lagi. Satu orang yang bikin saya tertarik sama geografi itu guru SMP saya. Keren banget sih kalo udah ngajar. Tapi, yaudah. Selama ini cuma sekelewat aja gitu, karena saya selalu diarahin ke arah eksak terus. Sama sekolah ditarik terus ke arah matematika juga kan. Jadi, geografi cuma tertarik aja, ga saya dalami. Kebetulan saya juga suka sama matematika waktu itu. 

Terus nih. Saya kan masuk kurikulum 2013 ya, jadi kenal tuh namanya pelajaran peminatan sama lintas minat gitu. Masing-masing dua pelajaran. Jelas peminatan saya pilih matematika sama fisika. Nah, lintas minatnya tentu geografi dong, ah iya sama akuntansi karena buat bekel aja gitu, rasa-rasa matematika juga kan. 

Jadi ya. Sebenernya ga banting stir sih. Kalo misal ada yang kaget ya. Soalnya saya emang udah kenalan sama geo dari kecil. 

Setelah saya ketemu Mas Andra di jogja, sesampainya di rumah saya riset sendiri lagi. Kan kepikiran tuh saya. Wah geo ugm ternyata IPA. Should I? Karena sejujurnya, awalnya saya melirik geografi karena khawatir, yakin ga ya mau teknik sipil. Kan udah dibilang. Saya pecundang. Ah tapi ga juga sih, saya ga begitu terobsesi sama teknik sipil. Saya aja ga punya mimpi yang jelas. Cuma karena di bawah bayang-bayang papa aja. Matematika juga kok rasanya udah bosen :(

Saat masuk ke websitenya geo, saya nemu satu prodi yang namanya asing. 
Kartografi dan Penginderaan Jauh. 
Saya tadinya yang berniat lihat-lihat geografi lingkungan, jadi eksplor KPJ karena namanya unik. Ah. Waktu saya lihat mata kuliahnya. Bisa dilihat di sini. Ini nih. Rasa-rasanya kaya ketemu jodoh gitu. Pandangan saya saat itu semacam nemu gabungan semua-semua yang saya mau. 

Saya kalo ditanya prodi apa dan gamau ribet jelasin, biasanya bilangnya fakultas geografi, bidang pemetaan. Sebenernya lebih dari pemetaan sih. Iya, kalo diminta sederhanain, cuma satu kata itu yang muncul. Pemetaan. Soalnya kata penginderaan jauh masih banyak yang belum tahu kan. Kalau bilang sistem informasi geografis nanti disangka adiknya TI, sistem informasi atau ilmu komputer. 

Ini yang saya pikirin waktu liat-liat mata kuliahnya. 
Kayanya ini nih. 
Basic-nya logika kan, buat peta gitu. 
Macam teknik geodesi sepertinya. 
Tuh kan ilmu dasarnya cuma matematika. 
Fisikanya fisika optik dan gelombang. 
Biologinya biogeografi- pasti yang sebaran flora fauna australis asiatis dan semacamnya. 
Ih kok suka. 
Apaan nih penginderaan jauh? Kartografi? Kayanya buat buat peta gitu ya. 
Nah tuh kan ada ilmu ukur tanah. 
Ih seru kayanya banyak jalan-jalan. Ini ada berapa kali kuliah kerja lapangan. 
Wah banyak bidang terapannya ya ada geologi, hidrologi, atmosfer, oseano. 
Eh iya deh kan geosfer ada 5 bidang. 
Beneran di pelajarin ya di sini. Di SMA kok kayak kurang banget.  
IH APA INI ADA PEMROGRAMAN SPASIAL GENGS. 
Ya tuhan, ini ada teknologi informasi. 
Sistem informasi geografis apa kaya berbau TI gitu ya. 
Kok Keren sih. 
...
Eh
...
Apa ini aja ya. 


Gitu deh awalnya. Terus saya bilang sama papa. Pah, kalo misal yayas pilih prodi ini gimana?
Yaudah papa baca-baca juga. Akhirnya direstui sih, alhamdulillah. Tadinya papa lebih mau saya teknik sipil. Eh iya kelewat. Sebelumnya saya juga sempet ngajuin buat masuk teknik geodesi sih, tapi ga direstuin gitu. Kata papa nanti mentok-mentok di BPN atau Bakosurtanal - BIG, di bogor soalnya, deket rumah, jadi papa tau. 

Waktu itu saya belum paham maksud papa. Karena belum tahu apa bedanya geodesi sama KPJ. Sama-sama bikin peta kan. Tapi ya tuhan. Saya bersyukur banget jadi anaknya Bapak Hidayat. Ternyata papa emang udah tahu dari dulu. Saya bersyukur sih masuk KPJ. Rasanya prospeknya lebih luas gitu. 

Ya sudah. Bismillah. Setelah dapet restu papa akhirnya saya daftar SNMPTN:
1. Kartografi dan Penginderaan Jauh
2. Geografi Lingkungan

Ah iya. Saya jadi keinget Rafif, dulu dia juga yang ngajakin saya di UGM. Tapi dia malah ga masuk :(
Tadinya sempet kepikiran mau daftar di UI. Daftar yang di atas tadi itu teknik sipil teknik lingkungan yang saya incar tadinya UI. Dan ternyata geo di UI juga IPA, jadi kalau SNMPTN saya ga dapet di UGM tadinya mau SBM itu. 

(KPJ 2.1 : Tahun Pertama di sini)

Sekian.

Comments

Post a Comment

what do you think?

Popular posts from this blog

Maaf, cinta...

Houtarou Oreki